Lontong Balap – Kuliner Khas Kota Surabaya
Bahan-bahan
Bahan kuah cambah (tauge) ::
300 gr Tauge
5 siung Bawang putih
4 siung Bawang merah
secukupnya Daun bawang
secukupnya Daun seledri
1 Liter Kaldu sapi (Air biasa juga bisa)
2 sdm Minyak untuk menumis
1 sdt Kaldu bubuk
1/4 sdt Lada bubuk
Secukupnya Garam & Gula
Bahan Pelengkap :
Lontong
Tahu goreng
Lento Kacang tolo
Bawang goreng
Kecap manis
Bahan lento kacang tolo ::
200 gr Kacang Tolo direbus(3/4 dihaluskan,1/4 biarkan utuh)
5 Siung Bawang putih halus
2 cm Kencur halus
Putih Telur
2 lembar Daun Jeruk iris tipis
3 buah Cabe rawit (opsional)
Secukupnya Garam & gula
Bahan sambal petis ::
3 sdm Petis Udang
15 Cabe Rawit (opsional)
5 Siung Bawang Putih
5 sdm Minyak goreng
1-2 sdm Kecap manis
secukupnya Air
secukupnya Garam & gula
Langkah
Membuat kuah cambah (tauge) ::
Haluskan bawang putih & bawang merah..tumis bumbu halus..masukkan air kaldu..beri garam,lada,gula & kaldu bubuk,,masak hingga mendidih, masukkan tauge,daun bawang & seledri aduk rata kemudian langsung matikan api..biarkan tauge matang sendiri dengan kuah panasnya.
Siapkan piring beri bahan pelengkap dan siram dengan kuah,taburi bawang goreng dan kecap manis,lengkapi dengan sambel petis dan sate kerang.
Membuat lento kacang tolo ::
Campur semua bahan aduk rata,buat bulatan dengan cara di kepal hingga padat..kemudian goreng hingga kecoklatan.
Membuat sambal petis ::
Haluskan cabe rawit & bawang putih dengan sedikit minyak..tumis dengan petis dan beri garam,gula,kecap & air secukupnya..aduk rata agar petis tidak menggumpal,masak hingga meletup-letup. Kekentalan sesuai selera.
sumber: https://cookpad.com/id/resep/677128-lontong-balap-surabaya
Lontong balap adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota Surabaya di Jawa Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho (bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli lontong balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa tusuk sate kerang.
Sejarah nama
Menurut cerita dahulu lontong balap masih dijual dalam kemaron besar yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, yang berat dan dipikul keliling kota. Kemaron besar yaitu wadah terbuat dari tanah liat (dibakar menjadi warna merah bata). Karena bobot kemaron yang berat, sekarang tempat ini diganti dengan panci yang terbuat dari logam. Para penjual lontong balap ini, untuk berebut pembeli di perjalanan dan pembeli di pasar berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo, dari jalan cepat ini menimbulkan kesan berpacu sesama penjual (dalam bahasa Jawa: balapan), dari balapan ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.
Penjual lontong balap pada zaman dulu didominasi oleh penjual dari Kampung Kutisari dan Kendangsari yang sekarang menjadi wilayah Surabaya Selatan. Dari Kutisari-lah makanan lontong balap berasal. Kampung Kutisari dan Kendangsari, pada kenyataannya, keduanya sama-sama berjarak lebih kurang 5 km dari Pasar Wonokromo. Karena lontong balap dikenal luas oleh masyarakat dari Pasar Wonokromo yang sekarang berubah nama menjadi DTC, nama tempat itu pun melekat serta menjadi ciri khas nama masakan “Lontong Balap Wonokromo” yang untuk masa sekarang disebut lontong balap.
Pada masa sekarang lontong balap lebih sering dijual dalam kereta dorong dan warung, meski demikian nama lontong balap tetap tidak berubah. Lontong balap juga adalah makanan favorit orang Surabaya.
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lontong_balap